Ngobrol Dengan Mas Gus Hamdan

Jangan lepas bersyukur dan berhusnudhon ke Pengeran

ketika kecewa, banyak masalah, biasa ae, yo iku jenenge donyo, dinikmati.

dianggep kafaroh. mungkin selama ini,aku pernah lalai ng Pengeran, mending  kafaroh'e ng dunyo timbang ng akhirat.

seindah apapun mawar tetap berduri, sejelek apaun kotoran ttp bermanfaat

ketika bantu teman lewat uang misal: berarti itu rezeki dia melalui perantaranya saya.

dalam tasawuf: ketika susah, jangan terlalu, nanti akan senang lagi.

Ketika galau aku berpikir keras, tak syukuri, alhamdulillah akal bermanfaat.

ajaran Rosul ketika galau prihal uang: coba lihat sekeliling kamu.

syiir imam syafi i: iqtaroba: merantau.

kenapa Tuhan mebcipakan org2 buta dll?

karena itu bentuk keadilan Tuhan.

mereka dijadikan contoh oleh Tuhan?

andaikan Tuhan berbicara bagaimana nasib orang buta?

covid lebih banyak baca buku, belajar tasawuf

menemukan pola ilmu pngetahuan.

tamparan dalam kitab al hikam: kita selalu menuntut orang lain untuk berbuat sesuai apa yg kita inginkan, padahal kita sendiri belum tentu mampu.

membantu? harusnya kita bersyukur, dari milyaran orang di dunia, kita yang terpilih untuk membantu dia.

tapi penerapan seperti ini tidak bisa dilakukan di semua sisi. misal dalam organisasi ada pembagian tupoksi. ini penerapan dalam hal sosial.

aku berkumpul dalam banyak perkumpulan.di berbagai tempat pasti beda identitas. sebegaimana dikenal sebagai pemikir keras, di perkumpulan yang lain dikenal dagel, mabar jago valir. aku menyesuaikan diri saja.

gak malu? dnak. justru itu sebagai kafaroh juga bagi aku. artinya: ketika sudah biasa membahas yg berat-bera, kemudian kita enggan berkumpul dg org "cok, cak, cok" dhauqus salimnya kurang. jangan-jangan kita merasa sombong di sana. justru tawadlu' dan ujub itu diuji saat itu. kalau kumpul dengan yg suka diskusi, ujub itu ndak ada.

dalam muqoddimah ibnu khalqul: seseorang yg memiliki kebijaksanaa, dhauqus salim akan dianggap dauqus salim ketika ada yg menjelaskan pengetahuan kita memilih diam meski kita lebih faham. dan itu termasuk adab juga.

jangan sampai kita disuruh diam karena banyak ngomong, dan disuruh ngomong karena banyak diam?

ojo ngomong tok dan meneng tok (wedine kitman)

nasoihul ibad:

orang pintar menyesatkan lebih banyak

yai zuhri: kamu kalau boyong dan blm bisa neima pendapat org lain, monggo balik lagi ke pondok, belajar lagi.

Posting Komentar

0 Komentar