Setelah Sholat melihat bener Dzikrus Syafaah (dzikirnya Mbah Yai Syafaat Blokagung). Kemudian saya bertanya ke salah satu bapak-bapak disana, "kapan ini acaranya, pak?," habis ini, jawabnya. Saya masih ragu mau ikut atau tidak. Sejak awal disini saya kefikiran untuk mampir ke salah satu teman dulu di pondok, kang Nicki Namanya. Setelah mencari noornya saya chat, menunggu beberapa saat tak dijawab, saya bergegas kerumahnya, meskipun saya sejatinya belum pernah sampai. Namun, dulu pernah diberi tahu seorang teman saat lewat di depan rumahnya yang ada musholla dan selep padinya itu. Setelah sampai di sana, chat saya juga belum di jawab. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke masjid dan ikut Dzikrus Syafaah.
Beberapa catatan saya:
Sholat Hajat
Rokaat pertama baca
surat Al-Kadirun 10x
Rokaat kedua baca surat Al-Ikhlas 10x
Salam, lalu Sujud
(do'a)
Kemudian baca Sholawat
dan tasbih 10x
Robbana atina 10x
Setelah itu saya bergegas pulang, di atas sepeda
ada seorang muda yang memberi saya nasi dalam bungkusan. Kemudian saya
berkeliling, melewai MI disekitar masjid. Kiranya ini MI yang menjadi tempat
sekolah teman-teman saya seperti kang Nicki, Ilma, Dinda, …. (teman kelas smp),
dll. MInya terlihat maju. Di Selatan bangunan lama sedang dilakukan Pembangunan
yang sepertinya adalah Gedung MI yang baru.
Daerah kebonsari memanglah daerah yang saya tahu
banyak santrinya. Banyak teman dari pondok Blokagung yang berasal dari
Kebonsari.
Setelah itu saya melanjutkan pejalanan pulang
karena ingat bahwa sekarang ada Kumpulan Panitia Haul KH. Muslih Abdul Aziz
(tadi sore dichat mas Abror). Di tengan perjalanan, saya melihat seorang bapak
yang menuntun sepeda motornya diikuti seorang ibu dan dua anaknya (laki dan
Perempuan). Ketika saya bertanya, ternyata bannya bocor. Saya bergegas mencari
tempel ban. Keadaan waktu itu memang sepi, meskipun masih belum ada jam 8
malam. Akhirnya saya berhenti di rumah seorang yang ada buah naganya. Saya
bertanya pada pemiliknya tentang Tembel Ban. Sibapak juga kebingungan. Karena
di barat adalah bulak (sawah panjang) dan di timur juga terlihat sepi. Sayapun
mencari orang lain ke timur. Alhamdulillah dapat info. "smean masuk gank
ini mas, nan ada tembel ban kiri jalan", kata seorang ibu. Sayapun
menyusurinya. Ada sebuah bengkel, benar saja. Sayapun bercerita, di akhir
cerita saya katakana "nanti kalau lama smean menunggu tidak ada yang
kesini, berarti orang yang sedang bocor bannya tidak berkenan kesini ya mas. Maaf
dan terimakasih banyak." Saya bergegas menginfokan ke bapak yang bocor
bannya. Ternyata si bapak tidak mau juga membawanya kesana. Ia lebih memilih
mencari bengkel lain ke barat meski harus melewati Bulak (sawah panjang),
sayapun mengantarkan si ibuk dan dua anaknya agar tidak jalan kaki menuju
bengkel di barat Bulak. Sampai sana ternyata tutup. Mungkin karena di
sebelahnya, tak jauh dari bengkel ada acara resepsi pernikahan. Saya sangat
kasihan kepada ibu dan anak-anaknya ini. Ketika suaminya datang, saya
berpamitan. Si ibu sebelumnya juga sudah mempersilahkan saya untuk pulang. Saya
dan si ibu sama-sama meminta maaf. Sayapun pulang.
0 Komentar