Telah dilaksanakan silaturahmi nasional (SILATNAS) ikatan mahasiswa alumni Darussalam (IKAMADA), pada Ahad (28/01/2024) di Aula Al-Haromain, pondok pesantren Darussalam Blokagung, Karangdoro, Tegalsari, Banyuwangi.
Silatnas merupakan acara yang rutin
dilaksanakan setiap kali Haul pendiri pondok pesantren Darussalam. Silatnas
kali ini merupakan silatnas ke dua setelah sebelumnya dilaksanakan dan
bertempat di gedung Madrasah Barat lantai dua.
Acara silatnas dihadiri oleh Dr. KH. Ahmad Munib Syafaat, Lc, M.E.I (dewan
pengasuh PP. Darussalam), KH Imam
Syafaat (ketua alumni asuhan Darussalam [Al-Adab]), serta para gawagis dan
nawaning PP. Darussalam, Blokagung.
Setelah acara dibuka, kemudian dibacakan ayat
suci Al-Qur'an serta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Ya lal Waton.
Acara dilanjutkan dengan sambutan ketua umum IKAMADA Nusantara, saudara Pindo
Maulana. Beliau menyampaikan bahwa IKAMADA lahir atas pemikiran para Masyayikh
(para guru). Selain itu beliau juga melaporkan perjalanan IKMADA dalam satu
tahun kepemimpinannya. Diantara daerah yang sudah terdapat IKAMADA diantara
lain; Banyuwangi, Jember, Malang Raya, Surabaya, Kediri, Jombang, Jogjakarta,
Semarang, Purwokerto, Jakarta, Makasar, serta luar negeri. Sedangkan kegiatan
yang biasa dilakukan adalah kegiatan kepesantrenan seperti Tahlil, Manaqib,
pengajian kitab kuning, serta ziarah. Salah satunya IKAMADA Kediri yang rutin
ziarah ke makam KH. Abdul Ghofur, ayah dari KH. Mukhtar Syafaat, pendiri PP.
Darussalam.
Kemudian ketua dari setiap daerah yang telah
disebutkan maju ke depan untuk dibacakan sumpah jabatan. Pembacaan sumpah jabatan
dipandu oleh Agus Khotibul Umam, S.Pd., M.H.,
Selanjutnya adalah sambupan ketua Al-Adab, KH.
Imam Syafaat, "acara-acara seperti ini harus dihadiri. Agar tetap ada alaqoh/ta'aluq
(tali/hubungan) antara murid dengan guru entah lewat dlohir dan bathin.
Acara terakhir adalah Mauidloh Hasanah serta
doa dari Gus Munib, sapaan akrab KH. Ahmad Munib Syafaat. Beliau menyampaikan
bahwa Santri harus punya cita-cita menikah dengan sesama Santri, "Smean
wes Tirakat, ditempokne seng Tirakat pisan dadine mukjizat, minimal lek Santri
nikah karo Santri anake dadi Santri, syukur-syukur dadi Kiai. Jangan malu
ngaku Santri, ojo. minder!. Haul itu adalah ibadah, kita merasa
kehilangan Mbah Yai, meski tak pernah ketemu, tapi ilmu yang kita punya
sanadnya dari beliau juga kan. Ada dua
hal yang tidak bisa terputus, yakni nasab keturunan dan sanad keilmuan".
"Jangan pernah lupa untuk selalu niat
Tolabul 'ilmi (mencari ilmu). Mbah Yai Syafaat pernah sanjang ke Yai Basyir,
'aku mdak pernah pengen ndue pondok ngene le, niatku golek lan ngamalne ilmu,
terus dai ngene iki'. Saya juga berkhidmat disini. Posisi saya dan smean
sama. Mbah Yai Syafaat sanjang ke Bu Nyai Ruroh, 'pondok iki uduk wek-aku
utowo wek-am, iki we-e santri, masyarakat lain liyo-liyone. Awak dewe neng kene
gur ngedok (penggarap)'. Tapi smean-smean seng ndue sawah yo kudu sering
ngindangi sawah e ben gak ilang," pungkas Gus Munib.
Gus munib juga memberikan saran kepada IKMADA,
"Kalau bisa, IKAMADA mengadakan Bahsul Masail, kajian Fiqh Kontemporer,
nanti hadirkan lembaga bahsul masail (LBM) seperti Gus Ahkaf dll."
Kemudian acara ditutup dengan do'a lalu
mushofahah dan foto bersama.
0 Komentar